Langsung ke konten utama

Kita kan raih itu

tidak mudah meninggalkan zona nyaman yang sehari hari melingkupi, kemudian terdampar di negri antah berantah yg minim pengetahuan dan kondisi. mungkinkah kekuatan panggilan dari dalam diri adalah penggerak langkah kaki untuk mengabdi sepenuh hati! bertahun tahun bersamamu, sangat nyaman berada genggang kananmu, datang pergi duduk bertingkah sesukaku, akan dalam mode aman dan nyaman nyaman saja,karena memang juga namanya zona nyaman, pasti akn sll aman dan nyaman bukan? namun aku kembali terpanggil dalam kejengahanku, aku ingin bebas, melebihimu. bukan untuk meninggalkanmu, hanya ingin menguji, seberapa kuat engkau akan bisa menghantarku? *Politik*, dunia antah berantah ini menyimpan impianku sepuluh tahun lalu. teringat setelah lepas bangku SMA, dunia ini menjadi salah satu daftar dimana langkah2 kakiku harus meninggalkan jejak. beruntung setahun setelah itu, ada satu partai baru meminangku, aku sudah cukup bersukur kala itu, mencicipi sedikit dunia itu, dalam list of my wish. berkesempatan ikut prosesi bacaleg thn 2008, riwa riwi belajar tntang pngetahuan dan ideologi parpol, dll... and trnyata hrs gagal krn usia yg masi trll dini, pun kode alam belum mengijinkan aku. actually, aku enggan mengucap goodby kepada dunia itu, dan ketika semilir angin mengusik, aku sedikit berbisik "i will comeback. someday" dan 2016, takjub banget saat di beri kesempatan untuk secara praktis terjun di negri antah brantah ini lagi, iya dunia politik, kali ini dengan usia dan kematangan yg berbeda, dalam jngka wkt yg ckup sinkat 17 bulan full aku di gladi, untuk mengabdi dan berjuang bersama di suatu partai kebanggaan kami, GOLKAR Namanya. 2019, aku percaya, tak pernah ada hal yang kebetulan terjadi dalam hidup. usik angin yang pernah ku bisiki kala itu mungkin menerbangkannya jauh ke sudut sudut petala, kemudian dirangkul hangat oleh sang pencipta semesta. "Gusti, ijinkan ak mengabdi di jalan ini untuk negeri" aku akan berada dimana mimpi2 itu ku bangun. katakan padaku? akankah kamu bersama langkahku, untuk meraih itu? #kita_kanraih_itu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SIAPAKAH RATU KENCANA WUNGU SEBENARNYA?

Jika saya di tanya, siapakah   Kencana Wungu sebenarnya? Secara logis, saya akan menjawab, “Saya gak tau, karena pada masanya, saya belum menulis,dan memang belum ada”. Ah, hanya bercanda saja, ada beberapa sumber yang menceritakan tentang Ratu Majapahit ini. Ada yang mengatakan bahwa Kencono wungu adalah TRI BUANA TUNGGA DEWI (Ibunda Hayam Wuruk ), ada pula yang mengatakan bahwa beliau hidup pada masa Islam datang ke Nusantara, ada pula yang menceritakan bahwa beliau adalah Ibunda dari SUNAN GIRI (Pendiri Giri Kedaton ), nah di tulisan kali ini saya akan menceritakan yang versi Kencana Wungu, ibunda dari Sunan Giri. Majapahit adalah sebuah kerajaan besar yang didirikan pada tahun 1293 Masehi oleh Raden Wijaya yang bergelar Sri Kertarajasha Jayawardhana. Wilayahnya membentang dari ujung utara pulau Sumatera, sampai Papua. Bahkan Malaka yang sekarang dikenal dengan nama Malaysia termasuk ke dalam wilayahnya. Pada jaman itu bangsa Majapahit pernah menjadi negara adikuasa.

JINGGA DI UFUK BARAT

hai hatiku, apakabar kamu? “Kau cintaku, yang tak perlu ku perbandingkan, bilapun aku harus membandingkanmu, maka mereka pembanding yang pernah kupilih memiliki bilangan 0, yang membuat kau tetap bernilai 1 di hatiq. Satu per Nol, tak terhingga   cintaku   untukmu” _____________________________________________________________ Juli 2015 – Ah,tak apalah! “Yoshi namamu,seseorang yang diam-diam ku perhatikan memperhatikanku,senyumku, tatapanku,tawaku, tingkahku,keberadaanku tak lepas dari rekam matamu yang merindingkan,menggelitik dan menarikku ke duniamu hingga kita dekat, walau ku rasa kita telat untuk berikrar kan sahabat, satu, dua tiga bulan pertama,cukup terlalu lama rupanya mencipatakan gravitasi nyaman antara kita. Ah, tak apalah, tak perlu kan mempermasalahkan hal seperti ini? Bukankah perlu waktu untuk mempertemukan lautan dengan langit melalui awan? Selamat datang ke duniaku, kamu! Agustus 2015 – Hai hatiku, Apakabar kamu? Rupanya, kamu

Lelahmu Kan Tergantikan Bu!

Aku tahu hari ini  pasti akan datang, hari dimana aku akan melihat Ibu tercintaku terbaring kaku dengan senyum kedamaian dihadapanku. Aku terus memandangi wajah itu, karena aku tahu inilah saat terakhirku melihat senyum itu hadir nyata di hadapanku, setelah ini, tak tahu kapan lagi. Senyum itulah yang dulu selalu menyamangatiku, senyum itulah yang dulu selalu dihadiahkan untukku ketika Ibu melihat tingkahku yang lugu, tingkahku yang menyenangkan ataupun tingkahku yang melelakan. “ woalah Ran, kalo besok gag jadi wong sugih, rugi kamu!” . Aku masih ingat benar kalimat yang ibu ucapkan saat aku masih kecil dulu, ketika melihatku merengek meminta gendong ataupun diam-diam aku mengikuti ibu ke sawah lalu diam-diam pula aku naik keatas punggungnya. Entah mengapa, saat itu aku suka sekali menjahili ibu, membuat ibuku jengkel padaku, lalu dengan nada kesal ibu mengucapkan kalimat itu. Aku tersenyum kecil mengingat kejadian-kejadian masa kecilku bersama beliau.  “Bu, Ibu belum berkata itu lag