Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2013

Sajak sajikan kesejukan

Aku menulisnya dengan hati,tanpa kau pinta... Mengejakannya baik-baik dengan penuh semangat yang ku sengaja, Bukan maksud menyanjungmu ataupun menyuntikan perasaanku pada alam bawah sadarmu Sayang, Aku hanya ingin kau tau, Aku bahagia memilikimu, Merasa beruntung bisa bersamamu. Sayang, Waktu tak bisa mengobati perasaan rindu kita Waktu tak bisa menjawab hal-hal yang tak kan bisa menantang takdir kita, Kita, engkau dan aku Tak tau akan keujung dunia mana bisa bersua dengan penuh suka cita Aku menulisnya dengan hati,tanpa kau pinta... Mengejakannya baik-baik dengan penuh semangat yang ku sengaja, Bukan maksud menyanjungmu ataupun menyuntikan perasaanku pada alam bawah sadarmu Aku mencintaimu!

Lelahmu Kan Tergantikan Bu!

Aku tahu hari ini  pasti akan datang, hari dimana aku akan melihat Ibu tercintaku terbaring kaku dengan senyum kedamaian dihadapanku. Aku terus memandangi wajah itu, karena aku tahu inilah saat terakhirku melihat senyum itu hadir nyata di hadapanku, setelah ini, tak tahu kapan lagi. Senyum itulah yang dulu selalu menyamangatiku, senyum itulah yang dulu selalu dihadiahkan untukku ketika Ibu melihat tingkahku yang lugu, tingkahku yang menyenangkan ataupun tingkahku yang melelakan. “ woalah Ran, kalo besok gag jadi wong sugih, rugi kamu!” . Aku masih ingat benar kalimat yang ibu ucapkan saat aku masih kecil dulu, ketika melihatku merengek meminta gendong ataupun diam-diam aku mengikuti ibu ke sawah lalu diam-diam pula aku naik keatas punggungnya. Entah mengapa, saat itu aku suka sekali menjahili ibu, membuat ibuku jengkel padaku, lalu dengan nada kesal ibu mengucapkan kalimat itu. Aku tersenyum kecil mengingat kejadian-kejadian masa kecilku bersama beliau.  “Bu, Ibu belum berkata itu lag

ISTANA YANG KUSIAPKAN UNTUKMU

Aku sakit Renn, ketika melihatmu berlinangan air mata, menangisi semua kebenaran yang baru kali ini kau dengar. Sakit rasanya, saat harus melihatmu menamparku, suamimu yang sungguh mencintaimu Renn. Sakit sekali Renn, ketika melihatmu membenahi seluruh pakaianmu dan bergegas pergi dari sisiku. Mungkin memang kamu harus segera tahu semua ini Renn, tapi harusnya kamu juga tahu, bahwa tidak semua yang dikatakan ibuku tentang aku dan kamu benar. Semua ceritanya serba dibumbui agar kau lebih Perih saat menikmati kata-kata beliau Renn. Agar beliau lebih puas membalaskan dendamnya Renn. Aku memang anak kandung dari ayahmu dengan ibuku Renn, wanita simpanannya. Bertahun-tahun ibuku membesarkan aku sendiri, karena ayahmu menolak kehadiranku saat aku masih dikandungan Ibu. Saat itu, pastilah Ayah belum tahu, bahwa aku adalah anak laki-laki yang selama ini ayah rindukan dari ibumu. Ayah sangat takut meninggalkan ibumu Renn, padahal jelas-jelas ayah tahu ibumu telah berselingkuh dengan sopir pri