Langsung ke konten utama

KEBETULAN - KEBETULAN



Saya memperhatikan benar-benar kalimat perkenalan yang di ucapkan mbak Fitri ketika ngisi seminar bersama ketika itu. “Kebetulan saya di percaya Oleh Panitia untuk berbagi ilmu di tempat ini, dan kebetulan saya di temani sahabat baik saya mba Mischa Christy, …… “

Apa iya benar kebetulan belaka? Ah, bukankah tak ada yang benar- benar kebetulan terjadi. Semua-mua sudah di atur oleh Sang kuasa dan tergantung kita menyikapi hal yang telah di atur tersebut, “memanfaatkannya”, “mengubahnya lebih baik” atau “pasrah saja”.
Tiba-tiba saya ingat pada rekaman yang pernah di kirim ke BB saya, untuk bahan merenung saya ;
“Coba ingat, kebetulan banget kan kita bertemu dan terlibat di satu event yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Kebetulan kamu selalu menanggapi obrolan tentang impian-impian saya dan kebetulan ternyata kita punya impian yang hampir sama. Setelah sekian waktu, anda ada event di Jakarta, dan kebetulan saya OJT tiga bulan di Jakarta pula, sehingga saya bisa menemui anda kembali. Saat itu anda sedang ada masalah dan kebetulan saya bisa membantu menerjemahkan beberapa masalah anda dan kebetulan anda begitu care nya pada saya sehingga saat ini anda betul-betul saya sukai, sehingga dengan kebetulan saya mantapkan hati saya untuk melamar anda. Kebetulan pulakah anda menerima saya?”
Saya terbahak kecil mengingat suara rekaman itu. Kalau di hitung, ada berapa kata “Kebetulan” dalam rekaman tersebut. Saya jadi bertanya-tanya, apakah pengertian dari “ke-be-tu-lan”?
Masak iya, sederet kisah kasih anda dengan pasangan anda, yang mungkin sudah dan telah anda perjuangkan, atau sederet kesuksesan anda, yang anda perjuangkan bak “maju tak gentar”, atau keluarga anda yang harmonis, atau nilai ujian anda yang istimewa, karena belajar giat plus mati-matian, semua-mua hanya kebetulan belaka? Mau kah – Relakah anda menyebutnya KEBETULAN?
“Kebetulan saya cantik”---- “kebetulan saya pintar” ---“kebetulan saya kaya”---- “Kebetulan saya jadi sukses”
Cermati kalimat di atas baik-baik, rasa-rasanya “kebetulan” itu betul-betul tidak butuh usaha untuk mencapainya, ya udah mengaliiirrr aja kaya air dan akhirnya jatuh ke sungai-muara-laut. Hayo, mau nggak usaha keras anda, doa-doa tulus anda, di bilang sebagai sebuah “Kebetulan?”

 Bersyukurlah pada kebetulan-kebetulan yang sebenarnya bukan kebetulan belaka, tapi memang telah di gariskan untuk jalan kehidupan anda. Selalu syukuri sedikit demi sedikit kebetulan itu (baca nikmat nasib) yang Tuhan berikan dengan kasih tulus pada kita, dan Janji Tuhan pada kita, Setiap syukur yang kita ucap, akan ditambah kenikmatannya. Ataukah perlu saya tulis dengan huruf Bold Italyc  plus Underline, untuk mengingatkan BAHWA Tidak ada kebetulan, yang ada adalah Jalan “KEBERUNTUNGAN” yang patut kita perjuangkan dan syukuri selalu.
Hei, kebetulan saya sudah mengantuk, jadi bisakah saya tutup lapti sekarang?
(PS : Ini juga bukan kebetulan, tapi saya sudah ngantuk berat, dan wajib Tidur!) Selamat malam. Selamat ber-meditasi.

Mischa Christy
Oktober 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SIAPAKAH RATU KENCANA WUNGU SEBENARNYA?

Jika saya di tanya, siapakah   Kencana Wungu sebenarnya? Secara logis, saya akan menjawab, “Saya gak tau, karena pada masanya, saya belum menulis,dan memang belum ada”. Ah, hanya bercanda saja, ada beberapa sumber yang menceritakan tentang Ratu Majapahit ini. Ada yang mengatakan bahwa Kencono wungu adalah TRI BUANA TUNGGA DEWI (Ibunda Hayam Wuruk ), ada pula yang mengatakan bahwa beliau hidup pada masa Islam datang ke Nusantara, ada pula yang menceritakan bahwa beliau adalah Ibunda dari SUNAN GIRI (Pendiri Giri Kedaton ), nah di tulisan kali ini saya akan menceritakan yang versi Kencana Wungu, ibunda dari Sunan Giri. Majapahit adalah sebuah kerajaan besar yang didirikan pada tahun 1293 Masehi oleh Raden Wijaya yang bergelar Sri Kertarajasha Jayawardhana. Wilayahnya membentang dari ujung utara pulau Sumatera, sampai Papua. Bahkan Malaka yang sekarang dikenal dengan nama Malaysia termasuk ke dalam wilayahnya. Pada jaman itu bangsa Majapahit pernah menjadi negara adikuasa.

JINGGA DI UFUK BARAT

hai hatiku, apakabar kamu? “Kau cintaku, yang tak perlu ku perbandingkan, bilapun aku harus membandingkanmu, maka mereka pembanding yang pernah kupilih memiliki bilangan 0, yang membuat kau tetap bernilai 1 di hatiq. Satu per Nol, tak terhingga   cintaku   untukmu” _____________________________________________________________ Juli 2015 – Ah,tak apalah! “Yoshi namamu,seseorang yang diam-diam ku perhatikan memperhatikanku,senyumku, tatapanku,tawaku, tingkahku,keberadaanku tak lepas dari rekam matamu yang merindingkan,menggelitik dan menarikku ke duniamu hingga kita dekat, walau ku rasa kita telat untuk berikrar kan sahabat, satu, dua tiga bulan pertama,cukup terlalu lama rupanya mencipatakan gravitasi nyaman antara kita. Ah, tak apalah, tak perlu kan mempermasalahkan hal seperti ini? Bukankah perlu waktu untuk mempertemukan lautan dengan langit melalui awan? Selamat datang ke duniaku, kamu! Agustus 2015 – Hai hatiku, Apakabar kamu? Rupanya, kamu

Lelahmu Kan Tergantikan Bu!

Aku tahu hari ini  pasti akan datang, hari dimana aku akan melihat Ibu tercintaku terbaring kaku dengan senyum kedamaian dihadapanku. Aku terus memandangi wajah itu, karena aku tahu inilah saat terakhirku melihat senyum itu hadir nyata di hadapanku, setelah ini, tak tahu kapan lagi. Senyum itulah yang dulu selalu menyamangatiku, senyum itulah yang dulu selalu dihadiahkan untukku ketika Ibu melihat tingkahku yang lugu, tingkahku yang menyenangkan ataupun tingkahku yang melelakan. “ woalah Ran, kalo besok gag jadi wong sugih, rugi kamu!” . Aku masih ingat benar kalimat yang ibu ucapkan saat aku masih kecil dulu, ketika melihatku merengek meminta gendong ataupun diam-diam aku mengikuti ibu ke sawah lalu diam-diam pula aku naik keatas punggungnya. Entah mengapa, saat itu aku suka sekali menjahili ibu, membuat ibuku jengkel padaku, lalu dengan nada kesal ibu mengucapkan kalimat itu. Aku tersenyum kecil mengingat kejadian-kejadian masa kecilku bersama beliau.  “Bu, Ibu belum berkata itu lag