Aku sakit Renn, ketika melihatmu berlinangan air mata, menangisi semua kebenaran yang baru kali ini kau dengar. Sakit rasanya, saat harus melihatmu menamparku, suamimu yang sungguh mencintaimu Renn. Sakit sekali Renn, ketika melihatmu membenahi seluruh pakaianmu dan bergegas pergi dari sisiku. Mungkin memang kamu harus segera tahu semua ini Renn, tapi harusnya kamu juga tahu, bahwa tidak semua yang dikatakan ibuku tentang aku dan kamu benar. Semua ceritanya serba dibumbui agar kau lebih Perih saat menikmati kata-kata beliau Renn. Agar beliau lebih puas membalaskan dendamnya Renn. Aku memang anak kandung dari ayahmu dengan ibuku Renn, wanita simpanannya. Bertahun-tahun ibuku membesarkan aku sendiri, karena ayahmu menolak kehadiranku saat aku masih dikandungan Ibu. Saat itu, pastilah Ayah belum tahu, bahwa aku adalah anak laki-laki yang selama ini ayah rindukan dari ibumu. Ayah sangat takut meninggalkan ibumu Renn, padahal jelas-jelas ayah tahu ibumu telah berselingkuh dengan sopir pribadinya yang kesemua anaknya adalah laki-laki. Sangat konyol kan alasan ayah dan ibumu berselingkuh? Mereka mempunyai misi yang sama, mendapatkan anak laki-laki sepertiku, dan sayangnya keberuntungan tak memihak pada ibumu Renn. Ia tetap melihirkan bayi ke tujuhnya dengan jenis kelamin perempuan, dan itu kamu. Kamu mau tahu alasannya, mengapa aku tak pernah menceritakan ini padamu sebelum ibuku menceritakan padamu? Jawabnya adalah karena aku mencintaimu, takut kehilanganmu, tak ingin kau salah paham seperti saat ini kau menilaiku. Kau sangat percaya ucapan ibuku, bahwa aku menikahimu karena kaulah satu-satunya anak perempuan dikeluargamu yang tak sedarah denganku. Bukan karena wasiat dari ayah, bahwa aku, anak buah kesayangannya berhak atas separuh kekayaannya asal aku menikahi salah satu putrinya. Bukan Renn, bukan seperti itu. Cinta kita bukan untuk pembalasan Renn. Aku benar-benar jatuh hati padamu ketika pertama melihatmu. Aku sangat tertarik melihat sikapmu yang tegar dan kuat menghadapi segala siksaan dan kebencian ibumu sendiri. Aku sangat bersimpati denganmu, karena kita senasib Renn, kamu dan aku sama-sama anak yang tak pernah diharapkan bukan?
Inginku Renn, kamu segera pulang. Kita berdamai dengan suasana dan meninggalkan masa lalu kita yang payah. Melupakan segala ucapan ibuku yang berbual dan penuh fitnah. Aku ingin segera membelai buah cinta kita yang ada di rahimmu saat ini Renn, kelak membesarkannya dengan penuh kasih. Agar tidak terulang masa kecil kita yang pahit kepadanya kelak. Jangan sampai ia merasakan apa yang pernah kita rasakan dulu Renn.
Kembalilah! Ku kan bangun isatana yang penuh kebahagiaan untuk kita Renn
Aku mencintaimu
Inginku Renn, kamu segera pulang. Kita berdamai dengan suasana dan meninggalkan masa lalu kita yang payah. Melupakan segala ucapan ibuku yang berbual dan penuh fitnah. Aku ingin segera membelai buah cinta kita yang ada di rahimmu saat ini Renn, kelak membesarkannya dengan penuh kasih. Agar tidak terulang masa kecil kita yang pahit kepadanya kelak. Jangan sampai ia merasakan apa yang pernah kita rasakan dulu Renn.
Kembalilah! Ku kan bangun isatana yang penuh kebahagiaan untuk kita Renn
Aku mencintaimu
Komentar
Posting Komentar